Jumat, 05 Februari 2010

Lalu lintas perjalanan darat


Dalam perjalanan kami ke dan dari tempat orang tua istri saya dengan mengendarai sepeda motor ada saja terlihat keramaian yang tidak biasa. Orang-orang berkerumun melihat entah itu ada mobil tabrakan, mobil terbalik atau pun sepeda motor terjatuh. Jarak rumah kami ke rumah orang tua sekitar 52 km dan kami berkunjung ke sana sedikitnya 2 bulan sekali. Keramaian yang tidak biasa itu terjadi hampir 3 dari 4 kali kami melakukan perjalanan ke sana.
Kecelakaan lalu lintas sudah menjadi berita akrab di mata dan telinga kita. Pada sebagian orang bisa jadi berlalulintas dengan selamat adalah sebuah keberuntungan. Kondisi yang menyedihkan. Sementara melakukan perjalanan (darat dalam hal ini) sudah menjadi bagian hidup kita setiap hari.
Ada banyak faktor yang mengakibatkan kecelakaan terjadi. Dalam banyak hal kita tidak bisa mengendalikan atau sebut lah mencegah kecelakaan. Tapi pada akhirnya kembali kepada diri kita sendiri. Sudah kah kita bercermin: apa yang telah kita lakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas?
Pada perjalanan kami terakhir dari rumah orang tua, sebuah mobil terbalik sehingga atap mobil berada di permukaan tanah. Semua kaca pecah walau rangka mobil masih utuh. Saya tidak berhenti saat melihat keramaian yang tidak biasa terjadi di tempat kejadian mobil terbalik tersebut. Saya hanya mengurangi kecepatan dan berdoa dalam hati: semoga saja tidak ada korban jiwa.
Mungkin di antara keramaian orang itu ada yang menduga-duga bahwa penyebab kecelakaan itu adalah desain jalan yang sempit dan menikung. Ada pula yang menduga mungkin pengemudi ngantuk. Dan seterusnya-seterusnya.
Yakinlah kecelakaan dapat kita cegah. Paling tidak kita dapat mengendalikannya dari diri kita masing-masing. Lakukan pengecekan kesiapan kendaraan sebelum digunakan. Berkendara lah dengan cara yang defensif bukan ofensif. Kita akan lebih mudah mengendalikan kendaraan kita bila kecepatan kendaraan tidak tinggi. Sesekali dalam setiap 5 detik tengok spion kiri-tengah- kanan  sekejap untuk melihat apa-apa kendaraan lain atau benda lain di belakang. Perhatikan jalan, lihat ke depan sejauh mata memandang dan buat rencana cepat apa yang harus dilakukan bila ada lubang atau kendaraan lain yang lebih lambat. Bila sangat perlu mendahului tunggu sampai kita dapat memastikan di depan tidak ada yang menghalangi—pada tikungan, turunan dan tanjakan sebaiknya tidak mendahului karena hal ini tidak cukup terpenuhi. Saling menghormati sebagai sesame pengguna jalan raya terutama pejalan kaki juga merupakan bagian dari berkendara secara defensif.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Alat Pelindung Diri (APD). Saat mengendarai sepeda motor: gunakan helm dengan benar sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), kacamata, jaket, celana panjang dan sepatu/sandal. Saat mengendarai mobil: gunakan selalu seat belt dan peralatan keselamatan lainnya bila diperlukan seperti air bag.
Memang APD tersebut tidak sepenuhnya mencegah kecelakaan. Namun bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan itu dapat mengurangi tingkat keparahan akibat. Sedang cara efektif pencegahan kecelakaan adalah dengan tidak melakukan perjalanan sama sekali. Tapi dengan begini kita hanya tertelungkup di bawah tempurung yaitu hanya berada di satu tempat saja karena ketakutan akan risiko celaka.
Sebagai penutup mulai sekarang berkendara dengan aman. Kita tidak perlu buru-buru meninggalkan dunia karena kecelakaan lalu lintas untuk menuju surga. Tuhan adalah maha perencana, surga dapat menunggu.

Balikpapan, 27 Januari 2010

5 komentar:

  1. ada sedikit kabar gembira sob, kereta api sudah mulai tertib ;)

    salam kenal, follow sukses

    BalasHapus
  2. penambahan jmlah kndraan tdk sbnding dg jmlah prluasan jln, akhirnya macet....
    jgn lpa mmpir ke eMingko Blog

    BalasHapus
  3. @Stupid mongkey: thank sob atas infonya, kapan ya di Kalimantan ada kereta api...?
    @eMingko:Setuju. Ketidaksiapan menyebabkan banyak korban (sambil menarik napas dalam2)

    BalasHapus
  4. Halo Admin, sama2 hati2 di jalan

    BalasHapus