Sabtu, 02 Juli 2011

Waktu berada di Jalan Rusak dan Berdebu yang Lain

Hari itu, hari Kamis, 30/06/2011, adalah waktu yang lain dalam sebuah perjalanan panjang via darat dari Melak ke Balikpapan. Perjalanan sepanjang sekitar 465-an km harus ditempuh lagi setelah pesan tiket pesawat full booking untuk tanggal 02.07/2011. Pesawat full booking sampai tanggal 16/07/2011. Waktu berada di jalan rusak dan berdebu yang lain.


Kami meninggalkan Melak pukul 05:20, sengaja lebih pagi dari biasanya kami berangkat pukul 08:00 karena informasi yang kami dapat untuk sampai Samarinda saja perlu waktu 10 jam sebab jalan rusak. Sedikit kontradiksi memang jalan yang kami lewati berada di Kabupaten-kabupaten terkaya di Indonesia, namun di beberapa bagian rusak. Bagaimana dengan jalan di Kabupaten-kabupaten termiskin di Indonesia? Ini adalah waktu berada di jalan rusak dan berdebu yang lain.

Pada perjalanan darat hal yang paling saya senangi untuk mengamati adalah SPBU (Pom Bensin). Hari masih pagi di Pom Bensin Melak di Royoq sudah ada antrian panjang. Pom Bensin belum buka. Pasti lah mereka sudah antri dan bermalam sejak malam tadi.

Saat kami sampai di Barong hal yang sama terjadi antrian bensin di Pom. Berikutnya saat kami juga menemui hal yang sama. Bila tidak ada antrian atau antrian di satu jalur saja maka akan ada tulisan di depan Pom Bensin: Maaf Premium habis dan atau Maaf Solar habis.

Beberapa bagian jalan sedang dalam tahap perbaikan, semoga saja jalan itu dapat bertahan lama. Karena yang dikhawatirkan karena industri yang berkembang di Kabupaten Kutai Barat dan Kutai Kartanegara melebihi kemampuan jalan yang dibangun. Jalan-jalan tersebut telah kelebihan beban berulang-ulang sehingga memperpendek umurnya.

Mobil yang kami tumpangi pun akhirnya dengan terpaksa membeli bensin secara eceran di Kotabangun SP III. Sebelum akhirnya mengisi kembali di sebuah Pom Bensin di Samarinda.

Rencananya kami hanya sampai Samarinda menumpang mobil yang dari Melak. Namun setelah melalui sebuah kesepakatan harga kami diantar sampai Balikpapan sekalian. Pemandangan Pom Bensin Samarinda-Balikpapan masih juga sama seperti Melak-Samarinda. Bila tidak antri panjang berarti ada tulisan: Maaf Premium habis dan atau Maaf Solar habis, di depannya.

Dalam satu kesempatan saya ke Jakarta pada bulai Mei 2011 lalu. Saya mengamati beberapa Pom Bensin sepanjang perjalanan dari bandara ke hotel. Tidak ada antrian. Saya coba cari tulisan: Maaf Premium habis dan atau Maaf Solar habis, di depannya, tidak ada. Apa yang terjadi dengan distribusi minyak di negeri ini? Dengan sedikit menyombongkan diri bahwa saya adalah kelahiran Balikpapan, kota yang memiliki kilang minyak besar, saya bertanya kepada Pak Wimar Witoelar, mengapa hal ini bisa terjadi di kota saya?

Dan situasi politik atau konsentrasi politik memang juga mempengaruhi distribusi minyak. Di samping itu dengan berpikiran positif telah ada peningkatan konsumsi minyak di propinsi Kalimantan Timur sehingga distribusi yang ada tidak lagi mencukupi.

Kami sampai di Balikpapan pukul 15:30. Jalan tidak serusak yang dipikirkan Melak-Samarinda kami tempuh selama 8,5 jam tidak 10 jam.

Balikpapan, 02 Juli 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar