Selasa, 29 November 2011

Kemungkinan Penyebab Ambruk Jembatan Tenggarong

Ambruknya jembatan Tenggarong menyisakan banyak cerita, berita, dan derita. Jembatan yang semula megah berdiri telah menjadi reruntuhan. Korban luka, bahkan nyawa menjadi nilai mahal yang harus dibayar untuk sebuah kebobrokan jembatan.
Negeri ini sudah banyak mendapat musibah. Masih terberkas di ingatan tsunami di Aceh, gempa di Jogja, bahkan lumpur yang terus meluap di Sidoarjo dan serentetan kejadian gempa lainnya. Musibah-musibah tersebut sebagian besar terjadi di aliran retakan lempengan bumi. Namun kejadian kali ini
cukup mengejutkan, sebuah jembatan sepanjang hampir 1 km yang terlihat indah dengan lampu-lampu bila dilihat dari kejauhan di malam hari, ambruk, di ibukota salah satu kabupaten terkaya di Indonesia, Tenggarong,  Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dari penelusuran sumber yang tidak mau disebutkan namanya ada 4 pendapat kemungkinan ambruk jembatan ini:
  1. Tidak tercapainya standar baku pembuatan jembatan disebabkan oleh berkurangnya anggaran proyek oleh sesuatu dan lain hal. Pendapat ini sangat kuat dihembuskan oleh lawan politik pemegang pemerintahan dengan meniupkan isu korupsi. Walaupun hal lain selain korupsi dapat menyebabkan tidak tercapainya standar dan diperlukan penyelidikan lebih lanjut.
  2.  Kurangnya pemeriksaan dan pemeliharaan berkala. Lagi-lagi isu ini berkaitan erat dengan pendapat pertama dan berkaitan erat dengan isu korupsi yang sangat mungkin berkembang. Sama halnya dengan pendapat pertama  hal ini perlu diselidiki lebih lanjut.
  3.  Kalangan pengguna transportasi air berpendapat paparan tumbuk dari kapal besar yang lewat di bawah jembatan dan terkadang menabrak tiang jembatan telah menggeser bahkan merusak pondasi atas jembatan sehingga menjadi lebih lemah dari kapasitasnya. Hal ini mungkin terjadi sebab sungai Mahakam adalah denyut nadi ekonomi di mana transportasi sungai dalam mengirim hasil bumi Kutai sebagian besar melalui bawah jembatan Tenggarong ini. Ini juga diperlukan penyelidikan lebih lanjut.
  4.  Pendapat terakhir ini sedikit ekstrim, masih ingat tentang berita adanya temuan naga di hulu Mahakam, nah, konon naga marah dan mengibaskan ekornya sehingga merusak salah satu tiang jembatan. Kemarahannya sendiri dapat dihentikan setelah seorang paranormal berbicara ke naga. Namun sudah terlambat jembatan sudah runtuh dan segala yang di atasnya jatuh ke sungai. Hal ini masih sangat susah untuk dibuktikan kebenarannya dan penyelidikan lebih lanjut pun kemungkinan akan tidak dapat menemukan bukti terkait dengan ini.
Semua pendapat kemungkinan penyebab amruknya jembatan Tenggarong atau jembatan Kutai Kartanagara di atas harus memerlukan penyelidikan lebih lanjut oleh Badan Penyelidik Pemerintah. Kita sebagai masyarakat harap untuk tidak terpancing dengan isu yang beredar sampai ada laporan resmi dari Badan Penyelidik Pemerintah.
Informasi lebih lanjut untuk pendapat keempat adalah bahwa sang naga kecewa dengan kekalahan tim sepakola U-23 di final Sea Games lalu lawan Malaysia. Meski  terlambat si paranormal berkata ke sang naga: “Timnas kalah karena bertanding, bila tidak pernah bertanding maka tidak akan kalah, tapi juga tidak akan menang. Kekalahan adalah sebuah kemenangan yang tertunda.”

Note:
Saya mohon maaf bila ada kata-kata yang menyinggung pembaca ini hanya tulisan sederhana saya. Saya turut berduka untuk para korban runtuhnya Jembatan Tenggarong/Kutai Kartaanagara.
Dukung terus kemajuan olahraga negeri kita Indonesia.

foto oleh: Ezagren

Tidak ada komentar:

Posting Komentar