Sabtu, 03 Desember 2011

Rian, Korban Selamat Runtuhnya Jembatan Tenggarong

Hari itu Sabtu, tanggal 26 November 2011, saya sedang mengetik sms untuk istri tercinta saat mobil memasuki area jembatan Tenggarong.  Ada tulisan “Maaf perjalanan Anda terganggu” sebelum memasuki jembatan megah sepanjang mendekati 1 km itu. Kami dalam perjalanan travel dari Melak ke Samarinda mengendarai  Toyota Avanza putih. Dalam mobil itu kami berlima termasuk Supir.  Saya berada di belakang supir dan memakai seat belt. Saya akan ke Balikpapan menemui istri saya.
 “Istriku, papa baru sampai Tenggarong.”  Bunyi sms telah selesai diketik dan dikirim jam 16:10 ketika mobil
berada sekitar 10 m dari tiang besar jembatan pertama.  Terlihat ada pekerjaan perbaikan di depan sana yang mengakibatkan penyempitan untuk lalu lintas dua arah.
Tiba-tiba mobil terasa miring ke kiri. “Tung!” sebuah sling di area perbaikan putus. Dan diikuti dengan dengan semua sling jembatan lainnya putus. Jembatan bergemuruh dan runtuh. Kejadian itu cepat sekali dalam hitungan detik.
Mobil kami terhentak, pintu sebelah kiri rapat dengan pembatas jembatan. Semua penumpang lain terlempar di dalam mobil tak terkendali. Mobil kami terendam air. Celakanya, sebuah beam besi jatuh di bagian kap mesin mobil. Ini membuat pintu depan tidak dapat dibuka.
Alhamdulillah, karena saya menggunakan seat belt, saya mengalami cidera yang lebih ringan dari pada penumpang lain. Saya mengalami luka terbuka di telinga kanan. Sementara yang lain ada yang mengalami luka di kepala dan patah tangan.
Saya buka pintu di sebelah saya, satu-satunya pintu yang dapat dibuka dan saya bantu keluar penumpang dan supir mobil. Lalu kami duduk di atas mobil yang tidak terendam air.
Orang-orang di darat berteriak-teriak, “Cepat, cepat naik.” Namun tidak ada yang berani turun menolong. Kami menolong seorang ibu pengendara sepeda motor sebelum kami naik ke darat dengan berenang sejauh 3 m dari mobil kami yang terendam bersama barang-barang yang tidak dapat diselamatkan lagi.
Saya Rian, dan saya sampai sekarang masih bingung mengapa jembatan sebesar itu bisa runtuh.



Melak, 3 Desember 2011
Note: ditulis berdasarkan penuturan Rian, korban selamat runtuhnya jembatan Tenggarong.

2 komentar:

  1. syukurlah kamu selamat Rian,
    muda2han ini menjadi ujian agar lebih mendekatkan diri pada yg maha Kuasa.

    BalasHapus
  2. Terimakasih, France. Akan saya sampaikan ke Rian.

    BalasHapus